KAB. BANDUNG, Reportasejabar.com Bupati Bandung Dadang Supriatna meninjau lokasi pengerjaan normalisasi Sungai Ciputat di Desa Tegalluar Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, Sabtu (6/12/2025).
Pengerjaan normalisasi Sungai Ciputat melalui program pentahelix ini dalam rangka percepatan penanganan banjir di Desa Tegalluar. Program pentahelix ini melibatkan Pemkab Bandung, para pengusaha, akademisi, masyarakat dan media, sehingga diharapkan menjadi solusi dalam menyelesaikan persoalan banjir di desa tersebut.
Kang DS, sapaan akrab Bupati Bandung Dadang Supriatna, saat meninjau lokasi pengerjaan normalisasi Sungai Ciputat itu didampingi Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung yang juga Kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Bandung Cakra Amiyana, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Wahyudin, jajaran Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, serta para OPD lainnya.
Jajaran Forkopimcam Bojongsoang, seperti Camat Bojongsoang Kankan Taufik, dan jajaran TNI, Polri juga turut hadir. Selain itu Kepala Desa Tegalluar sekaligus Panitia Pentahelix Penanganan Banjir Tegalluar Galih Hendrawan juga menyambut kehadiran Bupati Bandung yang meninjau lokasi pengerjaan normalisasi Sungai Ciputat tersebut.
Pantauan di lapangan, lokasi pengerjaan normalisasi Sungai Ciputat itu sebelumnya dalam kondisi mirip selokan yang terlihat dangkal dan sempit. Sehingga melalui optimalisasi penanganan banjir di Desa Tegalluar itu, aliran Sungai Ciputat dinormalisasi dan dikembalikan ke kondisi semula untuk mempercepat aliran air dalam upaya percepatan penanganan banjir di Desa Tegalluar.
Bupati Kang DS menegaskan progres pengerjaan normalisasi Sungai Ciputat sudah mencapai 35 persen dengan sasaran pengerjaan sepanjang 2,7 km. Alat berat back hoe pun terlihat sedang melakukan pengerjaan normalisasi sungai tersebut yang dilakukan dari bagian hilir ke arah hulu atau titik genangan air.
“Insya Allah selesai akhir Desember 2025 ini,” harap Bupati Bandung di lokasi pengerjaan normalisasi.
Kang DS menyebutkan sebagian lahan yang ada di lokasi pengerjaan normalisasi sungai itu dikembalikan ke hakulah, sebagaimana awal dari kondisi selokan lebarnya 12 meter.
“Kami meminta kepada para pemilik lahan di perbatasan karena hakulah untuk dikembalikan lagi kepada pemerintah. Mengingat, normalisasi ini penting untuk mengurangi dan membantu percepatan lokasi atau lahan yang masih tergenang banjir setiap turun hujan,” katanya.
Lebih lanjut Kang DS menegaskan sebagaimana disebutkan dalam Perda (Peraturan Daerah) tentang Tata Ruang, bahwa setiap pengembang atau perusahaan yang ada di wilayah Desa Tegalluar dalam mengajukan izin usaha itu minimal harus memberikan hibah lahan untuk persiapan pembangunan danau retensi sebesar 10 persen.
“Kami juga meminta kesadarannya supaya program pentahelix ini bisa berhasil, dan program untuk penanganan banjir di wilayah Tegalluar dan sekitarnya bisa selesai,” harapnya.
red. Tri






