REPORTASEJABAR.COM -KAB.BANDUNG -(3-12-2023) -Bupati Bandung Dadang Supriatna pada hari Minggu (3/12/2023) meninjau langsung tiga rumah yang sempat tergerus aliran Sungai Cirasea di Kampung Bojong RT 03/RW 06 Desa Ciparay Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung yang terjadi pada tahun lalu.

Ketiga rumah yang tergerus aliran Sungai Cirasea itu, sudah ditangani dan mendapat bantuan Pemerintah Kabupaten Bandung.

Tidak lama kemudian, Bupati Bandung didampingi Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung Uka Suska Puji Utama meninjau lokasi permukiman warga yang sempat tergenang banjir di Kp. Hujung (Legok Ringgit) RT 04/RW 02 Desa Ciparay Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung.

Permukiman padat penduduk itu berdekatan dengan aliran Sungai Cirasea. Permukiman penduduk itu terendam banjir beberapa hari lalu setelah turun hujan deras di kawasan tersebut. Namun pada hari Minggu (3/2/2/2023), kondisinya sudah normal kembali, tidak ada genangan air karena sudah surut.

Bupati Bandung Dadang Supriatna  mengatakan bahwa lokasi pertama yang ditinjau adalah bantaran Sungai Cirasea yang jebol tahun kemarin dan mengancam kepada sejumlah rumah warga yang ada di sekitarnya di Kampung Bojong Desa Ciparay itu.
“Ada tiga rumah yang tergerus di Kampung Bojong Desa Ciparay,” kata Dadang Supriatna.

Bupati Bandung mengatakan, bahwa pihaknya memantau langsung lokasi tiga rumah yang sempat tergerus aliran Sungai Cirasea itu.
“Memang lahan juga tergerus. Berdasarkan sertifikat yang sudah ada, tapi saya sayangkan, walaupun sudah punya sertifikat, khusus bangunan ada garis sempadan sungai. Minimal 4 meter atau 2 meter, jangan sampai terlalu mepet antara bantaran sungai  dengan rumah. Nanti kalau ada kejadian, menyalahkan lagi pemerintah,” tutur Dadang Supriatna.

Untuk itu, diungkapkan Bupati Bedas ini bahwa kesadaran masyarakat sangat penting, kaitan dengan keamanan membuat rumah. “Saya berharap dimula dari kesadaran warga, dan kita juga dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung sudah membatu memperbaiki tiga rumah warga yang tergerus. Dengan harapan bermanfaat bagi warga,” tuturnya.
Kedepan, Bupati Bedas ini mengatakan bahwa pihaknya akan terus memantau aliran Sungai Cirasea yang dinilai cukup rawan, dan terjadi pendangkalan di beberapa titik lokasi. Ia pun akan melakukan komunikasikan dengan BBWSC (Balai Besar Wilayah Sungai Citarum).
“Mugia semua warga masyarakat Kabupaten Bandung sehat dan selamat,” katanya.

Lebih lanjut  Bupati Bandung mengakan, ada kejadian genangan air di Kampung Hujung RT 04/RW 02 Desa Ciparay akibat debit air yang tinggi pada beberapa hari lalu.
“Genangan air itu masuk ke perkampungan atau permukiman warga dengan ketinggian air mencapai 70 centimeter. Solusinya adalah harus membuat pintu air,” kata Bupati Bandung.

Menurutnya, nantinya setelah pintu air dibangun, Kepala Desa Ciparay untuk menugaskan warga guna menjaga pintu air disaat turun hujan deras.

“Desa harus mengeluarkan juga biaya operasional pintu air tersebut,” harap Dadang Supriatna.
Bupati Bandung juga turut menginstruksikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung untuk menganggarkan pembagunan atau pembuatan pintu air tersebut.

“Dengan harapan bisa dilaksanakan bulan-bulan ini (Desember 2023) untuk kenyamanan warga sekitar di Kampung Hujung RW 02 Desa Ciparay ini,” tuturnya.

Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna mengakan, bahwa air yang menggenangi kawasan Kampung Hujung itu, juga berasal dari permukiman dan kawasan Pasar Tradisional Ciparay yang mengalir ke sungai.

“Tapi manakala debit air tinggi, curah hujan tinggi, akhirnya air bisa masuk ke pemukiman warga. Sehingga kita solusinya membuat pintu air,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala DPUTR Kabupaten Bandung Zeis Zultaqawa mengatakan, setelah mendapatkan instruksi dari Bupati Bandung, pihaknya akan langsung melakukan survei ke lokasi di mana akan dibangun pintu air.

“Bisa dibangun bulan Desember 2023 ini, karena Pak Bupati Bandung sudah memerintahkan pembangunan pintu air,” kata Zeis.

Menurutnya, ada mekanisme anggaran untuk pekerjaan mendesak, misalnya dari bantuan tidak terduga kemudian dilakukan kajian cepat oleh DPUTR.

“Berapa kebutuhannya dan nanti ada MoU dengan Kepala Desa Ciparay. Karena harus ada petugas yang menjaga pintu air,” katanya.

Setelah ada MoU, kata dia, nantinya warga yang ditugaskan untuk menjaga pintu air kemudian dilatih tata cara mengoperasionalkan pintu air tersebut disaat memasuki musim hujan.

“Misanya, disaat aliran Sungai Cirasea naik, kemudian pintu air tersebut ditutup. Tapi kalau kondisi normal seperti sekarang ini dibuka,” pungkasnya.

Red. Iin Intriah.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *