REPORTASEJABAR.COM -KAB.BANDUNG – Sejumlah komunitas maupun relawan serta unsur pemerintahan desa mengikuti sosialisasi peningkatan kapasitas pemberdayaan masyarakat desa tangguh bencana (Destana) di Aula Desa Majalaya Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung, Selasa (14/11/2023).

Sosialisasi Destana Kabupaten Bandung ini juga turut dihadiri Bupati Bandung Dadang Supriatna diwakili Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Uka Suska Puji Utama, perwakilan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Klimatologi (BMKG), Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Bandung dan pihak lainnya.

Dalam sambutannya, Uka Suska Puji Utama mengungkapkan bahwa terdapat lima unsur utama dalam penanganan penanggulangan bencana yakni unsur pemerintah, dunia usaha, masyarakat, akademisi serta media massa.
“Oleh karena itu, perlu adanya sinergitas antara lima unsur tersebut dalam upaya penanganan penanggulangan bencana, baik itu semua unsur internal maupun eksternal,” kata Uka Suska.
Tak hanya itu, imbuh Uka Suska, keterlibatan masyarakat sendiri juga suatu keharusan, karena salah satu visi Pemerintah Kabupaten Bandung melalui BPBD adalah terwujudnya masyarakat yang tangguh dalam menghadapi bencana.
“Dengan semakin banyaknya masyarakat yang terlibat dalam penanggulangan bencana, maka diharapkan penanganan penanggulangan bencana akan semakin baik kedepannya,” ujar Uka Suska.

Untuk itu, peran masyarakat desa/kelurahan sangat dibutuhkan sebagai bentuk peningkatan kapasitas dan kompetensi masyarakat. Untuk mewujudkan hal itu, ia menyebutkan maka perlu ditingkatkan wawasan, keterampilan dan motivasi.

“Pelaksanaan sosialisasi ini merupakan momentum yang baik dalam upaya peningkatan peran serta masyarakat desa/kelurahan agar selalu siap dan siaga dalam menghadapi setiap ancaman bencana,” ujarnya.

Uka Suska menjelaskan berdasarkan data yang dihimpun BPBD Kabupaten Bandung, terdapat 29 destana di Kabupaten Bandung yang terbentuk sejak tahun 2017 sampai 2022.

“Dalam proses pembentukannya ada yang dilakukan secara mandiri oleh desa/kelurahan terkait dan ada pula yang diinisiasi/distimulan oleh BPBD,” ujarnya.

Uka Suska mengatakan rata-rata desa/kelurahan yang telah mendapatkan penilaian untuk dijadikan desa/kelurahan tangguh ini masih dalam kategori pratama (baru bersifat inisiasi) belum mencapai aspek implementatif.
“Hal ini menjadi atensi kami dari BPBD agar dapat terus berkoordinasi, serta meningkatkan kapasitas masyarakat desanya, sehingga ketika nanti terjadi bencana dapat tertangani dengan maksimal sesuai dengan prinsip-prinsip penanggulangan bencana yakni cepat, terarah, dan tepat sasaran,” ujar dia.

Lebih lanjut Uka Suska mengatakan bahwa Desa Majalaya merupakan salah satu desa yang sudah mampu berkontribusi aktif dalam pengurangan risiko bencana di wilayahnya. Maka dari itu, BPBD Kabupaten Bandung menjadikan Desa Majalaya sebagai desa percontohan dalam aspek penilaian ketangguhan.

“Kami mengikutsertakan Desa Majalaya sebagai kandidat dalam perlombaan Destana yang diadakan oleh BPBD Provinsi Jawa Barat. Kami sendiri menilai bahwa desa tangguh bencana Majalaya merupakan desa yang termasuk dalam kategori madya (mampu mengimplementasikan prinsip penanggulangan bencana),” tuturnya.
BPBD Kabupaten Bandung juga meminta kepada jajaran BNPB/BPBD Provinsi Jawa Barat agar senantiasa memberikan pembinaan maupun bimbingan secara intensif kepada desa/kelurahan tangguh yang telah dibentuk dan ditetapkan oleh BPBD Kabupaten Bandung.
“Nantinya dapat meningkatkan penilaian kapasitas Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung dalam penanggulangan bencana,” katanya.

Uka Suska mengatakan ada beberapa tujuan diselenggarakannya kegiatan sosialisasi, yakni agar pelaksanaan penanggulangan bencana dapat terlaksana secara sistematis, agar terjalin hubungan yang harmonis antara pemerintah yang dalam hal ini BPBD, dunia usaha dan masyarakat desa.

Ia berharap terbentuknya masyarakat desa/kelurahan yang lebih sadar tentang pentingnya arti kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana serta terwujudnya peran aktif masyarakat desa/kelurahan dalam penanganan bencana secara lebih cepat, tepat, nyata serta mandiri dibawah koordinasi dan kondisi yang jelas.
Sementara itu, Ketua FPRB Kabupaten Bandung Wewen Mulyadi mengatakan bahwa pelaksanaan sosialisasi ini untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat Desa Majalaya. “Hal ini berkaitan dengan kondisi Desa Majalaya sebagai salah satu kawasan yang terdampak banjir pada setiap tahunnya,” kata Wewen.
Wewen mengatakan bahwa dalam pelaksanaan sosialisasi Destana ini untuk meningkatkan kapasitas masyarakat di desa yang rawan terancam banjir, terkait dengan penanganan penanggulangan bencana.

“FPRB Kabupaten Bandung juga turut turun tangan dalam sosialisasi penanganan penanggulangan bencana, selain pengurangan risiko bencana,” katanya.

Wewen menjelaskan bahwa tahun 2018 kawasan Desa Majalaya merupakan kawasan yang terdampak banjir cukup luas di Kecamatan Majalaya.

“Kami menghimbau kepada masyarakat, tetap tenang dan kalau ada kejadian bencana banjir maupun angin puting beliung atau angin kencang untuk tetap waspada dan mempersiapkan diri. Untuk itu, para peserta yang hadir dalam sosialisasi Destana ini untuk disampaikan lagi ke masyarakat lainnya,” tuturnya.

Red.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *