Ekonomi Tak Tumbuh dari Jempol

Oleh: Prof. Dr. Nandan Limakrisna

Bandung, Di tengah ketidakpastian global dan dinamika ekonomi yang penuh tantangan, Menteri Keuangan sering kali tampil di depan publik dengan nada optimis, mengacungkan jempol, dan menyampaikan bahwa ekonomi Indonesia berada di jalur yang benar. Gestur ini tentu menenangkan hati sebagian masyarakat. Namun, pertanyaannya: apakah optimisme simbolik itu benar-benar bisa membantu pertumbuhan ekonomi?

Optimisme dan Sentimen Publik

Dari sudut pandang behavioral economics, optimisme pejabat publik dapat menciptakan efek psikologis yang positif. Masyarakat yang melihat pemimpinnya percaya diri cenderung memiliki kepercayaan diri yang sama terhadap masa depan ekonomi. Investor pun lebih tenang, konsumen lebih berani berbelanja, dan pelaku usaha lebih yakin untuk memperluas kegiatan bisnisnya.

Inilah yang disebut confidence effect — kepercayaan yang bisa menular dan memperkuat sentimen pasar. Dalam kondisi tertentu, optimisme bahkan bisa menjadi self-fulfilling prophecy; jika semua orang percaya ekonomi akan tumbuh, maka konsumsi dan investasi meningkat, dan pertumbuhan pun benar-benar terjadi.

 

Ketika Optimisme Menjadi Ilusi

Namun, optimisme tanpa data dan kebijakan yang konkret hanya melahirkan ilusi kemajuan. Pasar kini bukan lagi sekadar penonton yang mudah digiring oleh simbol. Mereka menilai dari angka-angka: defisit fiskal, inflasi, nilai tukar, investasi asing, daya beli, dan produktivitas nasional.

Apabila indikator-indikator tersebut tidak menunjukkan perbaikan nyata, maka gestur jempol tidak lagi dimaknai sebagai tanda keyakinan, tetapi justru sebagai bentuk disconnect antara narasi pemerintah dan realitas rakyat. Dalam jangka panjang, hal itu bisa menimbulkan trust deficit — krisis kepercayaan publik terhadap kebijakan ekonomi negara.

 

Pertumbuhan Butuh Kebijakan, Bukan Gestur

Pertumbuhan ekonomi sejatinya tidak lahir dari retorika, melainkan dari kebijakan fiskal dan moneter yang produktif serta konsisten. Ekonomi akan tumbuh jika:

  • Anggaran negara diarahkan untuk memperkuat sektor riil, bukan sekadar menjaga citra.
  • Investasi didukung oleh insentif pajak, kemudahan perizinan, dan kepastian hukum.
  • Daya beli rakyat dijaga melalui lapangan kerja dan stabilitas harga.
  • UMKM dan sektor ekspor diperkuat agar ekonomi tidak hanya bertumpu pada konsumsi domestik.

Gestur jempol memang bisa menjadi simbol semangat, tetapi tanpa kebijakan yang nyata, simbol itu hanya berhenti di panggung komunikasi publik.

 

Optimisme yang Berbasis Data

Optimisme tetap penting — bahkan perlu. Namun, optimisme yang sehat adalah optimisme berbasis data, bukan sekadar keyakinan verbal. Pemerintah perlu terbuka terhadap tantangan yang ada, jujur terhadap data, dan bersungguh-sungguh memperbaiki struktur ekonomi.
Dengan demikian, setiap jempol yang diacungkan akan benar-benar bermakna: bukan sekadar simbol harapan, melainkan cerminan hasil nyata dari kerja keras bersama.

Penulis:
Prof. Dr. Nandan Limakrisna
Guru Besar Manajemen
Universitas Winaya Mukti / Universitas Persada Indonesia Y.A.I

About Author

  • Related Posts

    Telan Anggaran Rp600 Juta, Bupati Kang DS Resmikan Jembatan Lamajang untuk Tekan Banjir Dayeuhkolot

    Reportasejabar.com -Bupati Bandung Dadang Supriatna meresmikan Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) Lamajang, di Kampung Lamajang Peuntas, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Selasa (28/10/2025). Jembatan ini membentang di atas Sungai Cigede, sepanjang 12…

    Read more

    Continue reading
    Kang DS Ajak Pemuda Bangkit dan Produktif di Era Digital

    Reportasejabar.com ‘Bupati Bandung, Dadang Supriatna mengajak para pemuda di Kabupaten Bandung untuk bangkit, produktif, dan menjadi generasi unggul yang siap menghadapi tantangan zaman. Hal itu disampaikannya dalam peringatan Hari Sumpah…

    Read more

    Continue reading

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    You Missed

    Densus 88 AT Polri Gelar Sosialisasi Kebangsaan untuk Cegah Radikalisme di Tamansari

    • By admin
    • Oktober 28, 2025
    • 6 views
    Densus 88 AT Polri Gelar Sosialisasi Kebangsaan untuk Cegah Radikalisme di Tamansari

    Telan Anggaran Rp600 Juta, Bupati Kang DS Resmikan Jembatan Lamajang untuk Tekan Banjir Dayeuhkolot

    • By admin
    • Oktober 28, 2025
    • 10 views
    Telan Anggaran Rp600 Juta, Bupati Kang DS Resmikan Jembatan Lamajang untuk Tekan Banjir Dayeuhkolot

    Bupati Bandung Hadiri Gala Premier Film “Bedas Manunggal Sajati”: Inspirasi untuk Pemuda

    • By admin
    • Oktober 28, 2025
    • 11 views
    Bupati Bandung Hadiri Gala Premier Film “Bedas Manunggal Sajati”: Inspirasi untuk Pemuda

    Kang DS Ajak Pemuda Bangkit dan Produktif di Era Digital

    • By admin
    • Oktober 28, 2025
    • 15 views
    Kang DS Ajak Pemuda Bangkit dan Produktif di Era Digital

    TNI dan ADF Resmi Buka Fase Kedua Latgabmapad Bhakti Kanyini Ausindo 2025

    • By admin
    • Oktober 28, 2025
    • 13 views
    TNI dan ADF Resmi Buka Fase Kedua Latgabmapad Bhakti Kanyini Ausindo 2025

    Kades Sungai Rambai Bantah Rekayasa Surat PT. Agrinas, Ini Tudingan Masyarakat

    • By admin
    • Oktober 28, 2025
    • 12 views
    Kades Sungai Rambai Bantah Rekayasa Surat PT. Agrinas, Ini Tudingan Masyarakat