DLH Provinsi Jawa Barat Selalu Lempar Bola Ditanya Penanganan Pencemaran Lingkungan, Cuma Jago Ngomong Depan Pengusaha Yang Punya Cuan

Kab Bandung, Reportasejabar.com – Program Citarum Harum selama 7 tahun sejak 2018 sampai dengan 2025 yang berakhir tragis meninggalkan kesan amburadul dalam meningkatkan ekosistim lingkungan yang lebih baik, dan ini tidak main-main dengan menelan Anggaran Negara trilyunan rupiah sia-sia dalam upaya mengawal Perpres No 15 Tahun 2018 untuk mengatasi kerusakan daerah aliran sungai (DAS) Citarum, Kamis (19/11).

Saat ini citarum harum jilid dua memulai perjalanannya untuk menghidupkan kembali program yang berakhir. Dalam upayanya memperkuat komitmen pentahelix, khususnya dunia industri terhadap pengelolaan limbah serta menjaga kelestarian lingkungan, Satgas Citarum Harum bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat menggelar giat Sosialisasi dan Pembinaan Industri dalam Pengelolaan Limbah untuk Mendukung Program Citarum Harum, Rabu (12/11/2025).

Kegiatan yang berlangsung di Aula Desa Sumbersari Ciparay, Kabupaten Bandung, dibuka Sandi Firmansyah selaku seketariat harian DLH Prov Jawa Barat. Undangan peserta sekitar 100 pelaku usaha dari berbagai sektor industri yang beroperasi di wilayah Sektor 1 dan Sektor 2. Hadir sebagai narasumber antara lain Kepala Bidang Penataan Hukum Lingkungan DLH Jabar Nilawati Wala, SP., M.Si., Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Resmiani, ST., MT., serta Komandan Satgas Citarum Harum Kolonel Inf Yanto Kusno Hendarto, S.H.

Dalam pemaparannya, para narasumber menekankan pentingnya kepatuhan industri terhadap regulasi lingkungan, terutama terkait pengelolaan limbah cair dan padat. Mereka juga menjelaskan ketentuan Permen LHK No. 14 Tahun 2024, yang mengatur sanksi administratif hingga Rp3 miliar bagi pelaku usaha yang melanggar ketentuan pengelolaan limbah.

“Sanksi ini bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk memastikan agar industri benar-benar bertanggung jawab terhadap lingkungan. Ke depan, tidak boleh lagi ada pabrik ‘nakal’ yang membuang limbah sembarangan,” tegas salah satu narasumber.

Selain penyampaian materi, kegiatan ini juga menjadi wadah dialog antara pemerintah, Satgas, dan para pelaku industri. Dalam sesi tanya jawab, para peserta menyampaikan komitmennya untuk memperbaiki sistem pengelolaan limbah serta mendukung keberlanjutan ekosistem Sungai Citarum.

Kolonel Inf Yanto Kusno Hendarto, S.H selaki Dansatgas citarum harum menyampaikan pesan tegas kepada industri yang masih melanggar, “Saya tidak akan segan-segan menutup lubang outfall-nya kalau masih disalahgunakan.

“Jangan air limbah itu dialirkan untuk rakyat mandi. Jangan rakyat Jawa Barat yang jadi korban, alirkan ke rumah bos kalian pimpinan perusahan, jangan ke warga.

Kolonel Yanto juga mengingatkan bahwa menjaga lingkungan bukan sekadar kewajiban, melainkan bentuk tanggung jawab moral terhadap generasi mendatang.

“Mari kita berkomitmen, mari berbicara dengan hati. Lingkungan bukan warisan, tapi titipan yang harus kita jaga bersama, mari tingkatkan kesadaran semua pihak, “pungkasnya.

Sosialisasi ini bagus, meski harus di ulang-ulang sejak 7 tahun lalu, agar mengingatkan kembali memori yang tertinggal. Upaya pentahelixpun kembali gagal, faktanya dinas lingkungan hidup Kab Bandung tak hadir dalam acara tersebut, meski harusnya ada sebagai garda depan kewilayahan.

Kepala Bidang Penataan Hukum Lingkungan DLH Jabar Nilawati Wala, SP., M.Si., saat diminta tanggapan perihal banyaknya industri nakal seperti pabrik bolu Coy yang sudah sering melakukan pencemaran, bahkan sudah diperiksa oleh DLH Provinsi Jabar dan Polda Jabar dan PT.Koliester Textile Indonesia yang baru disidak, sampai sejauh mana tindakan nyata dari DLH Jabar, tetapi, sangat disayangkan, yang bersangkutan hanya menjawab, bahwa itu bukan kapasitas dan wewenangnya untuk menjawab, apakah DLH Jabar alergi ketika di konfirmasi, atau memang tidak profesional dalam bekerja yang mengabdi pada Negara.?

DLH Kab Bandung hanya memberikan info ketidak hadirannya melalui pesan singakat, “ada tugas lain jadi tidak bisa hadir. Berdasarkan pantauan sebagai tuan rumah tidak hadir, padahal, acara tersebut sangat penting, karena Kabupaten Bandung sangat banyak industri penghasil limbah cair dan memberikan kesan pentahelix itu hanya slogan hiasan dan alasan basi yang melekat, begitupun kinerja DLH Provinsi Jawa Barat tak becus dan selalu berlarut-larut. (Tim)

About Author

Related Posts

Diduga Palsukan Surat PT. APN, LSM Gakorpan Riau Lapor ke Mabes Polri
  • adminadmin
  • November 17, 2025

Pekanbaru, Riau – Reportasejabar.com -Dugaan pemalsuan surat PT Agrinas Palma Nusantara (Persero) di Desa Sungai Rambai dan Desa IV Koto Setingkai, Kec. Kampar Kiri, Kab. Kampar, Riau, akhirnya dilaporkan Ketua…

Read more

Continue reading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Missed

Diduga Palsukan Surat PT. APN, LSM Gakorpan Riau Lapor ke Mabes Polri

  • By admin
  • November 17, 2025
  • 10 views
Diduga Palsukan Surat PT. APN, LSM Gakorpan Riau Lapor ke Mabes Polri

Kang DS: Pemerintah Akan Terus Menjaga Konsistensi Berbagai Program Pengendalian Inflasi

  • By admin
  • November 17, 2025
  • 12 views
Kang DS: Pemerintah Akan Terus Menjaga Konsistensi Berbagai Program Pengendalian Inflasi

Diskominfo Kabupaten Bandung Dorong KIM Motekar Bojongsoang Kembangkan Potensi Desa dan Tangkal Hoaks

  • By admin
  • November 17, 2025
  • 12 views
Diskominfo Kabupaten Bandung Dorong KIM Motekar Bojongsoang Kembangkan Potensi Desa dan Tangkal Hoaks

Polisi Gagalkan Tawuran, 3 Remaja Diamankan

  • By admin
  • November 17, 2025
  • 9 views
Polisi Gagalkan Tawuran, 3 Remaja Diamankan

Polres Kebumen Gelar Operasi Zebra Candi 2025, Fokus Turunkan Pelanggaran dan Kecelakaan

  • By admin
  • November 17, 2025
  • 8 views
Polres Kebumen Gelar Operasi Zebra Candi 2025, Fokus Turunkan Pelanggaran dan Kecelakaan

Dugaan Korupsi dalam Proyek Pembangunan Parkir RSUD Majalaya

  • By admin
  • November 17, 2025
  • 16 views
Dugaan Korupsi dalam Proyek Pembangunan Parkir RSUD Majalaya