REPORTASEJABAR.COM -KAB. BANDUNG – Ketua TP PKK Kabupaten Bandung Hj. Emma Dety Dadang Supriatna kembali melaksanakan giat bina wilayah dengan sasaran para kader PKK di masing-masing kecamatan di Kabupaten Bandung.
Bina wilayah yang dilaksanakan TP PKK Kabupaten Bandung ini dalam rangka tertib administrasi TP PKK di masing-masing kecamatan, seperti yang dilaksanakan di Aula Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung, Kamis (25/1/2024). Selain itu untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) para kader PKK di Kabupaten Bandung.
Untuk melaksanakan bina wilayah itu, Emma Dety turun langsung ke setiap kecamatan di Kabupaten Bandung.
“Terkait dengan pelaksanaan bina wilayah ini, intinya kami dengan jajaran PKK untuk memberikan ilmu kepada para kader PKK,” kata Emma Dety.
Bunda Bedas ini berharap dengan kehadiran pengurus TP PKK Kabupaten Bandung ke setiap kecamatan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi para kader PKK maupun masyarakat secara luas.
“Kader PKK maupun masyarakat, yang tadinya belum paham menjadi paham,” harap istri dari Bupati Bandung Dadang Supriatna ini.
Emma Dety mengatakan kegiatan PKK erat kaitannya dengan tugas dan fungsi Sekretaris Desa (Sekdes) yang ada di masing-masing desa. Tugas Sekdes sebagai Ketua Pokjanal Posyandu di Desa.
“Ada kewajiban Pak Sekdes, jika masih ada yang belum memiliki posyandu, bisa dialokasikan melalui ADPD (Alokasi Dana Perimbangan Desa), dan untuk pembangunan fisik juga bisa dari anggaran Dana Desa. Bangunan bisa dari Dana Desa, jika masih ada yang belum memiliki bangunan maupun fasilitas Posyandu di desa,” tuturnya.
Emma Dety mengungkapkan banyak program pemerintah yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, dan diharapkan Sekdes bisa menyampaikannya kepada masyarkat. Di antaranya ada program pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan. Selain 13 program prioritas Bupati Bandung lainnya yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
“Ada juga program guru ngaji, Besti (Beasiswa ti Bupati). Program Besti ini untuk anak berprestasi yang berasal dari keluarga dengan ekonomi yang kurang mampu,” katanya.
Emma Dety juga turut memberikan edukasi kepada para kader PKK. Ia berharap di setia RW menanam tanaman pangan yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, di antaranya tanaman cabai, bawang daun, tomat, jahe, seledri, kunyit, cikur, surawung, saladah, leunca, dan tanaman sayuran lainnya.
“Tanaman sayuran itu bisa ditanam di polibag, pot, dan bekas kemasan minyak kelapa atau bekas barang lainnya. Banyak media tanaman yang bisa digunakan, termasuk bekas air mineral bisa digunakan sebagai media tanam,” katanya.
Emma Dety mengedukasi kader PKK untuk budidaya ikan, dengan menggunakan ember, jolang, bekas galon air, baskom dan media lainnya.
“Budidaya lele, mujair dan ikan lainnya bisa memanfaatkanmedia tersebut,” katanya.
Menurutnya, untuk mensupport program budidaya ikan itu, desa untuk menyediakan bibit ikan yang dikomunikasikan dengan Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung.
Emma Dety turut memberikan edukasi kepada para kader PKK dalam upaya pilah pilih olah sampah melalui program TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah dengan prinsip Reduce, Reuce, Recycle).
Ia berharap kepada kader PKK untuk memperhatikan sampah plastik dari bekas kantong belanja maupun bekas benda atau sisa kemasan plastik. Selain itu, sampah keresek, sampah kertas, sampah perbotolan, sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun), seperti pecahan kaca, kaleng bekas, batu batre, bekas lampu, softex, pampers bayi dan lainnya.
“Pampers bayi bisa digunakan bahan daur ulang. Bekas pampers bayi bisa ditampung di bank sampah,” katanya.
Emma Dety pun memberikan edukasi kepada kader PKK untuk membuat LCO (lubang cerdas organik) untuk menampung sampah organik. Minimal membuat 2 LCO setiap rumahnya, dengan kedalaman 75-100 cm.
“LCO ini untuk menampung sisa sayuran maupun makanan rumah tangga,” katanya.
Emma Dety juga turut memberikan edukasi terkait tata cara pembuatan pupuk kompos yang berasal dari bahan-bahan yang ada di sekitarnya.
Mulai dari menggunakan sisa dedaunan, bubuk gergaji, dedak, kardus yang dicampur tanah, kemudian disiram air beras dan sedikit air yang dicampur gula putih.
“Dalam kurun waktu satu bulan bisa jadi pupuk kompos untuk tanaman. Pupuk kandang (kambing atau domba) bisa digunakan pupuk organik yang dinilai lebih bagus untuk kesuburan tanah dan tanaman. Jadi di lingkungan sekitar banyak potensi yang bisa dijadikan pupuk organik. Jadi tidak ada alasan kekurangan pupuk,” jelasnya.
Ia berharap para kader PKK untuk menjadi contoh bagi masyarakat lainnya. “Harus menjadi contoh dulu bagi diri sendiri, baru ke orang lain,” harapnya.
Disampingi itu, Emma Dety turut mengungkapkan pentingnya keluarga tangguh bencana, selain desa harus tanggap dalam menghadapi potensi bencana. Seperti ancaman banjir, longsor dan bencana lainnya.
“Stunting juga bisa dianggap bencana. Covid-19, juga bisa disebut bencana. DBD (demam berdarah dengue) juga bisa disebut bencana. Antisipasi DBD, yaitu dengan cara gotong royong membersihkan selokan, selain melaksanakan foogging untuk antisipasi ancaman penyakit DBD supaya tidak menyebar,” katanya.
Dikatakannya, untuk penanganan stunting bisa menggunakan anggaran Dana Desa. Untuk menangani stunting, ia menyebutkan bayi yang diberikan makanan bergizi dengan kondisi bayi usia 6 bulan sampai 24 bulan yang berada di bawah garis merah.
“Makanan bergizi itu bisa berupa telor, ikan, daging, sayuran dan lain-lian,” katanya.
Emma Dety berharap ibu hamil juga diberikan makanan bergizi supaya tidak melahirkan bayi stunting.
Red.