REPORTASEJABAR.COM -Kab. Bandung Barat – Program Citarum Harum yang diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia Ir.H.Joko Widodo melalui Perpres No.15 Tahun 2018 yang memasuki Tahun ke 6 yang digadang-gadang akan sukses dari program yang pernah di jalankan sebelumnya, Sab’tu (04/05).
Faktanya program citarum harum yang masuk tahun ke 6 mulai kendor, tidak seperti tahun lalu. Pada kenyataannya masih ada pengusaha diduga masih membuang limbah dan berbau masuk bercampur ke aliran sungai citarum.
Seperti halnya yang tampak pada usaha resto Tahu Tauhid yang beroperasi di Lembang, Salahsatu makanan favorit di Bandung yang membranding diri steril, terpantau awak media diduga membuang limbah berwarna putih dan bau menyengat ke sungai, Kamis (2/5/2024)
Para awak media lakukan konfirmasi terhadap pengelola Tahu Tauhid dan diterima dengan baik dan ramah.
Tono selaku pengelola Tahu Tauhid menyampaikan, saya selaku pengelola mendengar informasi dari bapak bapak tentang adanya dugaan pelanggaran lingkungan berupa pembuangan limbah yang keluar dari Pabrik kita, kita menilai telah menjalankan semua SOP dan Satgas Citarum Harum, Dinas Lingkungan Hidup menilai limbah kita sudah baik dan sesuai baku mutu.
Apabila ada keluhan warga maupun adanya temuan ketidaktaatan kami kepada aturan yang berlaku, sayapun tidak akan melanggar dan mari kita duduk bareng menyelesaikannya, saya tidak akan alergi terhadap kritik.
Terkait Permintaan bapak bapak untuk melihat IPAL untuk saat ini kami tidak mengijinkan.
Diakuinya (Tono-red) bahwa saat ini IPALnya dalam proses perbaikan, karena saya sudah 2 kali memiliki vendor IPAL, yang pertama gagal dan yang sekarang sedang on proses dengan sistem Pengolahan IPAL Biologi, Tandas Tono yang diketahui sebagai anggota Brimob aktif.
Karena saat ini saya ada keperluan mendadak, saya tidak bisa panjang lebar, besok setelah sholat Jum’at saya undang bapak-bapak, Satgas Citarum Harum untuk dapat hadir membicarakan masalah ini.
Para awak media hadir sesuai waktu yang telah dijanjikan Pengelola Tahu Tauhid, namun sangat disayangkan janjinya tidak ditepati dan tanpa ada kabar sama sekali, para awak mediapun hanya ditemui staf Pabrik Tahu Tauhid Agus dan Slamet Maintenence IPAL serta di hadiri pula Bhabinkamtibmas Polsek Lembang bapak Gunawan, Jum’at(3/5/24)
Agus selaku staf Tahu Tauhid mengakui, Perusahaan kami beroperasi disini sudah 10 tahun, tahun 2022, Pembuangan Limbah Kami pernah di tutup oleh Satgas Citarum Harum karena tidak memiliki IPAL, “ucap Agus.
Setelah adanya sanksi penutupan saluran pembuangan Limbah Pabrik kami, Kamipun menempuh upaya fasilitas IPAL, namun gagal dan sekarang merupakan vendor kedua sejak sebelum Idul Fitri.
Akibat dicor satgas citarum akhirnya kita harus cepat-cepat punya vendor agar bisa dibuatkan ipal, saat dicor mungkin sudag deadline waktunya, gak sabar waktu itu jadi langsung dicor, “ungkap agus.
Slamet mengatakan, “saya memang yang pegang ipalnya, namun saat itu saya pulang kampung tengok orang tua, jadi gak kekontrol dan jadi temuan, memang saya akui ipal dari tahu tauhid ini belum maksimal dalam penggunaannya.
“Saya akan berusaha semaksimal mungkin, agar limpah dari tahu tauhid bisa berfungsi dengan baik, karena sudah lengkap ada 4 bak yang diskat untuk pengelolaan limbahnya, meski tahu tauhid endapan limbahnya tidak ke bawah tapi ke atas, “ucap slamet.
(Tim)